VPernjataan
Pemerintah Republik Maluku Selatan di pengasingan
Dengan perasaan dukatjita jang besar maka Pemerintah Republik Maluku Selatan di pengasingan telah menerima kabar tentang gempa bumi di Tanah Air Maluku jang telah mengakibatkan banjak kematian, luka-luka, orang-orang terlant,ir dan kerusakan materi jang sangat besar untuk bangsa karni.
Pemerintah RMS meminta semua warga di Maluku Selatan untuk dengan segala kekuatan memikul setjara bersama-sama penderitaan dan kerusakan jang disebabkan oleh gempa bumi ini dan untuk sama-sama bekerja sekuat-kuatnja untuk memperbaiki kerusakan jang telah terjadi.
Pemerintah RMS jakin bahwa penguasa de facto di Maluku pada saat ini, ja’ni: Gubemur Bapak. Murad Ismail, Walikota Ambon Bapak R. Louhenapessy, anggota2 Parlernen Provinsi (DPR) dan para pemimpin tradisional seperti bapa2 Raja, sebagai putra-putra Maluku jang sejati akan bertindak tegas dan tidak menunggu untuk melihat apa jang akan ditawarkan oleh “penguasa dari pusat” di Jakarta. Bahkan kami ingin menjatakan lebih jelas: kami sangat berharap bahwa mereka tidak laksanakan permintaan jang tidak manusiawi dari Menteri Jendèrai Indonesia Wiranto untuk memerintahkan warga kami jang sangat terdampak untuk pulang karena mereka akan menjadi beban bagi pemerintah Indonesia.
Warga kami sementara melarikan diri karena takut akan tsunami dan Jenderal Wiranto mengatakan dengan gampang: “Anda harus kembali ke rumah dengan cepat saja karena Ando sebagai pengungsi terlalu besar membebani keuangan kami, pemerintah Indonesia”. Dengan ini, Jenderal Wiranto sebenamja mengatakan: “Kami di Jakarta tidak ingin membelanjakan kebutuhan Anda. Kami tidak ingin memberikan Anda bantuan Darurat”.
Kata-kata Jenderal Wiranto la.iak untuk orang jang adalah penjajah!
Bentjana alam ini dan reaksi kejam dari Jenderal Wiranto atas nama pemeriritah di Jakarta membuat kita menjadari kembali satu hal jang sangat penting: Republik Maluku Selatan dan rakjatnja, adalah pemilik jang sah dari semua kekajaan sumber daja alam jang luarbisa ini, akan memiliki lebih dari sumber daja keuangan jang tjukup dan infrastruktur jang baik – untuk setjara memadai mengatasi konsekuensi dari setiap bencana a!am.
Kami, sebagai pemerintah RMS, tidak akan pemah mengatakan kepada warga kami:
“Pulang tjepat, karena Anda adalah beban keuangan terlalu besar bagi kami”
Realitasnja: bangsa Maluku Selatan sekarang hidup dalam pendudukan militer dan pemerintahnja RMS jang sah terpaksa berdiam untuk sementara di pengasingan dan setjara langsung tidak dapat membantu warga negara kami.
Pemerintah RMS berseru kepada semua orang, komunitas Maluku Selatan di Belanda khususnja, sosial dan keaganiaan, organisasi politik, untuk bersatu dalam menawarkan dukungan kepada mereka jang terkena dampak bentjana. Kami berharap bahwa pemerintah Belanda, UE dan Palang Merah Intemasional juga akan memerikan bantuan kepada orangorang Maluku Selatan jang membutuhkannja.
Pemerintah RMS dengan ini menjediakan kontribu:Si awal sebesar jumamlah € 6.500,00 (100. 000. 000 ,– Rupiah) untak memberikan bantuan darurat kepada para korban bentjana jang paling rentan.
Semoga masjarakat Maluku dinegeri Belanda mengikuti kita dalam mentjari dan memberikan bantuan kepada basudara kami di Tanah Air Maluku.
Pemerintah RMS jakin bahwa kami, jang sementara berada dalam perjuangan kami untuk kebebasan dan kemakmuran Bangsa Maluku Selatan, juga akan memenangkan ujian ini dengan berkat dan dukungan dari Sang Pentjipta Jang Mahakuasa!
Terimalah Salam Kebangsaan kami,
Mena – Muria!!!
Mr. J. Wattilete
Presiden Republik Maluku Selatan
Pernjataan Pemerintah Republik Maluku Selatan di pengasingan (PDF)