Midden-Drenthe, 12 juni 2023
Pada Senin, 12 Juni 2023, Radja Willem-Alexander mengundjungi karja teater East Side Story di Schattenberg, bekas tempat tinggal orang Maluku. Gabungan Kelompok kerdja RMS dari Assen dan Bovensmilde menjelenggarakan protes atas kundjungan ini. Kelompok kerdja tersebut dibentuk oleh warga Maluku jang berasal atau tinggal di kedua tempat tersebut. Warga Maluku dari tempat lain di Belanda djuga setjara spontan ikut berdemonstrasi, antara lain Almelo, Amsterdam, Gennep, Geleen Groningen, Moordrecht, Nijmegen, dan Zwolle.
Kelompok kerdja RMS telah menjampaikan kepada Radja surat mereka di mana ia diminta untuk memanggil pemerintah Belanda melakukan penjelidikan jang menjeluruh dan mendalam tentang periode dekolonisasi bekas Hindia Belanda, jang melampaui 27 Desember 1949, tanggal penjerahan kedaulatan kepada Reublik Indonesia Serikat.
Surat tersebut diserahkan kepada Radja oleh Otto Tatipikalawan jang tinggal di Bovensmilde dan tidak asing lagi di kalangan RMS. Dalam pertjakapan jang mendahului penjerahan, Radja mengklarifikasi dan mendjelaskan sedjumlah poin dari surat itu. Radja telah berdjandji untuk membawa surat itu ke Den Haag.
Kelompok Kerdja RMS Assen-Bovensmilde dibentuk awal tahun ini dan sekarang terdiri dari sekitar dua puluh orang. Alasan penting untuk ini adalah bahwa dijakini bahwa kisah politik sendiri tentang berdiam di Belanda dan fakta -fakta dari sedjarah berada dalam bahaja masuk ke latar belakang karena disinformasi dan memutarbalikkan fakta.
Alasan lain adalah proses seputar pengambilalihan hak kuburan oleh kedua kota. Pada bulan Maret dan April tahun ini, dewan kota Assen dan Midden-Drenthe mengantjam akan mengadopsi proposal dewan di mana pembajaran hak penguburan untuk tentara KNIL dan pasangan mereka akan dibebaskan hingga tahun 2050. Melalui intervensi Kelompok Kerja RMS Assen-Bovenmilde, periode tiga puluh tahun ini diubah di kedua kota mendjadi periode waktu jang tidak terbatas dan dengan demikian mendjadi abadi.